Dalam artian program tahun 2006 ini pemetaannya mengarah pada wilayah Madura ?
Bukan hanya Madura tetapi semua wilayah Jatim, adapun program unggulan Balai Bahasa diantaranya untuk periode 2006 diantaranya adalah, penyusunan tata bahasa Madura, penyusunan kamus bahasa Madura, lomba penulisan karya kreatif berbahasa Madura (menulis tembang, puisi modern, cerita pendek), dan musikalisasi puisi bagi remaja Jatim, bengkel sastra bagi siswa, dan bengkel bahasa untuk penulisan karya ilmiah bagi guru. Program diatas merupakan media pemasyarakatan Balai Bahasa.
Apakah masyarakat dilibatkan dalam ajang pemasyarakatan bahasa tersebut ?
Balai Bahasa senantiasa membuka pintu lebar-lebar, terutama saran dan masukan dari masyarakat terhadap kinerja dan program yang dilaksanakan. Di samping itu kami memperkuat jalinan kerjasama dengan Perguruan Tinggi termasuk Universitas Madura dalam penyusunan pembakuan kosa kata bahasa Madura. Kerja sama lainnya yaitu dengan Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kota, dan Pemerintah Daerah dalam rangka pemasyarakatan bahasa Indonesia yang baik dan benar dan Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia.
Hanya berkutat pada area yang Bapak paparkan diatas ?
Tidak, peran Balai Bahasa tidak hanya berkutat pada masalah di atas, tetapi bagaimana bahasa daerah bisa hidup dan berkembang serta mampu mensejajarkan diri dengan bahasa Indonesia maupun bahasa asing. Saya menyadari bahwa di Indonesia ini ada 3 bahasa yang harus berkembang secara beriringan, yakni bahasa daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa asing. Bahasa daerah sebagai lambang jati diri daerah, bahasa Indonesia sebagai lambang jati diri bangsa, dan bahasa asing sebagai pemerkaya bahasa nasional, di samping sebagai alat untuk membuka jendela dunia. Karena bagaimanapun juga, masyarakat Indonesia merupakan bagian dari masyarakat global dan memerlukan bahasa asing sebagai media pengantarnya.