Sterotipe dibentuk oleh pengalaman antar etnik. Hal ini men dukung pendapat Andrea L.Rich (1974) bahwa stereotip tidak muncul dengan sendirinya melalui insting tetapi stereotip ada dalam kesadaran seseorang melalui pengalaman antar etnik. Penga laman tersebut diperoleh melalui berbagai cara, yaitu: (1). Melalui pengalaman pribadi setelah berinteraksi dengan orang yang ber beda etnik, berinteraksi dengan anggota ras, etnik, agama, atau kelompok sosial yang berbeda, (2). Melalui pengalaman dari “orang lain yang relevan” misalnya mempelajari bahasa, nilai-nilai dan sikap serta keyakinan dari anggota keluarga, guru dan sahabat yang memberikan informasi tentang etnik tertentu , (3). Pengalaman yang diperoleh dari media massa seperti surat kabar, majalah, film, radiao dan televisi yang memberikan gambaran tentang etnik.
Daftar Pustaka
- Mulyana, Deddy, 1999, Nuansa-Nuansa Komunikasi: meneropong Politik dan Budaya komunikasi Masyarakat Kontemporer, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
- Meleong, Lexy J, 2006, Metode Penelitain Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
- Kriyantoro, Rachmat, 2008, Riset komunikasi:Teknik Praktis, Jakarta: Prenada Media Group
- Nadjib, E.A, 2005, Folkore Madura, Yogyakarta; Progressin,
- Rakhmat, Jalaluddin, 2005, Psikologi Komunikasi, Bandung; PT. Remaja Rosdakarya
- Rich,Andrea L, 1974, Interacial Communication, Herper & Row Publishers, New York
- Rifai, Mien Ahmad, 2007, Manusia Madura: Pembawaan, Perilaku, Etos Kerja, Penampilan, Dan Pandangan Hidupnya Seperti Dicitrakan Peribahasanya, Yogyakarta, Pilar Media
- Wiyata, Abdul Latif, 2006, Carok; Konflik Kekerasan dan Harga Diri Orang Madura, Yogyakarta, LKis
Sumber: MADURA: Masyarakat, Budaya, Media, dan Politik, diunduh dari http://komunikasi.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/BUKU-MADURA-1.pdf