Melacak Identitas Peradaban Madura
Cinta Semu Kebudayaan Madura

Menurut P.J. Veth tahun 1903 yang menulis tentang perbandingan keindahan Jawa dan Madura, menurutnya Madura menghadirkan sebuah keindahan yang sederhana, dengan warna-warna lembut dan bergaris-garis, dengan silang menyilang warna putih kapur (Kuntowijoyo, 2002: 24-27). Madura memiliki berbagai ranah wisata yang sangat eksotis, mulai wisata budaya, wisata religi, wisata bahari, wisata historis, maupun wisata-wisata lainnya.

Madura terdiri dari empat kabupaten, yakni Sumenep, Pamekasan, Sampang, dan Bangkalan. Dengan pembagian wilayah menjadi dua, wilayah daratan dan wilayah kepulauan. Jumlah pulau di Madura sebanyak 127 pulau. 126 pulau di Sumenep dan satu pulau di Sampang, 48 pulau berpenghuni dan 78 pulau tidak berpenghuni. Selain itu, Madura juga pernah memiliki lima kerajaan, meskipun kelima kerajaan tersebut berada di bawah kendali kerajaan-kerajaan Jawa. Kelima kerajaan tersebut berada di Sumenep, Pamekasan, Sampang, Blega dan Kota Anyar. Sehingga sampai sekarang Madura memiliki berbagai wisata historis tempat peninggalan kerajaan-kerajaan terdahulu.

Madura juga memiliki wisata eksotis bahari lainnya, di antaranya pantai Lombang, dengan hutan cemara udangnya. Di mana hanya ada dua wilayah yang memiliki hutan cemara udang, yakni di Brasil dan di Lombang itu sendiri, pantai Sloping, pantai Camplong, dll. Wisata budaya kita mengenal banyak budaya yang berasal dari Madura, baik budaya yang penuh dengan eksotisme kelembutan, seperti sapi sonok, maupun budaya kekerasan, seperti kerapan sapi, carok, ojung, dan lain sebagainya. Selain itu, Madura juga dikenal dengan wisata religinya, di antaranya makam Syekh Abdullah Cholil, Asta Tinggi, Masjid Jamik Sumenep, Asta Tinggi, dan lain sebagainya.

baca juga: Masa depan Madura Bergantung Pemuda Madura

Dan yang tidak kalah penting adalah wisata kuliner Madura, mulai dari jamu kesehatan, makanan, minuman, maupun jamu untuk pria dan wanita. Kemajemukan etnis, social, agama, merupakan bagian tersendiri dari eksotisme Madura. Hal itu diperkuat dengan beragamnya bahasa Madura, mulai dari daerah Madura Barat, Madura Timur, dan Madura Kepulauan yang berbeda-beda bahasanya. Bahkan sampai sekarang belum terdeteksi berapa banyak bahasa yang digunakan di Madura. Padahal Bahasa Madura merupakan bahasa daerah yang dipakai oleh orang Madura sebagai alat komunikasi dalam interaksi sosialnya. Selain itu, bahasa Madura juga digunakan untuk menunjukkan identitas dan eksistensinya sebagai salah satu suku terbesar ketiga, (Jawa 45%, Sunda 14%, dan Madura 7,5%) yang ada di nusantara ini yaitu suku Madura.

Bahkan menurut Wurm dan Shiro Hattori (1981), mengatakan bahwa pemeringkatan bahasa daerah di Indonesia berdasarkan jumlah penggunanya, yang menempati urutan 1-20 adalah bahasa Jawa, Sunda, Madura, Minangkabau, Bugis, Batak, Banjar, Bali, Aceh, Sasak, Lampung, Makasar, Rejang, Komering, Sa‟dan, Manggarai, Minahasa, Dayak Ngaju, Gorontalo dan Bima. Bahasa Madura yang termasuk bahasa Melayu-Polynesia tersebut, berada dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil lagi bergabung dengan

bahasa-bahasa Jawa, Sunda, Bali, dan Melayu. Berawal dari itulah kita bisa melacak tentang kekayaan peradaban Madura. (bersambung)

*****

Tulisan bersambung:

  1. Melacak Identitas Peradaban Madura
  2. Historisasi Peradaban Madura dalam Berbagai Bentuk
  3. Mahalnya Sebuah Identitas Kecintaan Madura

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.