Kehadiran Jembatan Suramadu merupakan hikmah sekaligus merupakan tantangan bagi masyarakat Madura untuk terlibat secara langsung dan aktif pada proses pembangunan Madura pascapembangunan fisik jembatan. Keberhasilan sebuah proses pembangunan adalah adanya swadaya masyakat dalam setiap proses, baik yang dimiliki individu maupun kelompok di masyarakat.
Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan dalam menyongsong Jembatan Suramadu. Pertama, pembenahan aspek SDM. Pembenahan ini mutlak diperlukan mengingat rendahnya statistik pendidikan di empat kabupaten di Madura. Di Kabupaten Sampang, tahun 2000, lulusan SD yang melanjutkan pendidikan ke SMP hanya sekitar 50 persen. Lulusan SLTP yang melanjutkan ke SMA hanya sekitar 60 persen. Bahkan, tahun 2001 terjadi penurunan angka dari SD ke SMP menjadi 42 persen (Kompas, 24/3/2002). Angka ini mewakili realita rendahnya tingkat pendidikan SDM Madura.
Pembenahan SDM bisa dilakukan dengan membuka dan menambah beberapa sarana dan prasarana pendidikan yang menunjang kebutuhan masyarakat Madura pascapembangunan Suramadu. Madura memiliki ratusan pesantren dengan karakter dan sistem pendidikan yang berbeda. Potensi ini bisa dioptimalkan oleh pemerintah dengan memberlakukan kurikulum tambahan berbasis kemampuan tehnik bagi para santri di pesantren.
Optimalisasi lembaga pendidikan dan perguruan tinggi dan pendidikan nonformal di Madura dengan membuka program studi atau kejuruan yang dibutuhkan diharapkan memberikan kontribusi dalam melahirkan generasi yang siap pakai.
Selamat malam, Kak… Nama saya Fitria. Saya mahasiswi fakultas psikologi salah satu universitas di Jakarta. Says sangat tertarik den gan artikel yang kakak buat ini. Apabila saya ingin berdiskusi lebih lnjut dengan kakak, bolehkah saya me minta alamat email kakak yang da pat dihubungi? Terimakasih sebelumnya.
syafanton@gmail.com dan atau ikuti: https://www.facebook.com/syafanton