Bila pada musim kemarau mereka mencari garapan baru dan ekspansi ke wilayah Semami, Gresik dan sekitarnya, mereka menggarap tanah garam disana. Akibatnya di tempat asalnya, Pinggir Papas para pelaku topeng tidak lagi berproses dan jarang menggelar topeng dalang.
“Sedang di Salopeng maupun Kalianget perkembangannya cukup baik serta menyesuaikan perkembangan penikmatnya. Lebih modern dan menfaatkan perkembangan teknologi. Demikian pula pada cerita maupun gerak permainannya,”.
Menariknya, topeng dalang Madura saat ini masih bertahan dan berkembang meski kondisi masyarakatnya banyak mengalami perubahan. Dan akhir-akhir ini penikmatnya makin meningkat, meski beberapa tahun lalu pernah mengalami pasang surut ketika masyarakat pedesaan khususnya, pada saat-saat ketika pertujunkan seni modern merambah ke wilayah – wlayah pedesaan, ditambah lagi teknologi informasi makin menekan kesejumlah titik komunitas masyarakat dengan berbagai macam medianya.
“Perkumpulan topeng dalam, kini sudah merambah ke sejumlah wilayah di Sumenep, Gapura, Tanjung dan lainnya,” jelasnya.
Dan sekarang ini, jelas Darus, para pelaku topeng dalang makin cerdas, dengan memanfaat teknologi yang berkembang masyarakat penonton makin tertarik dan beralih kembali pada seni tradisi topeng dalang. “Bukan hanya itu, masyarakat perkotaan pun kini mulai merasakan “kenikmatan” menonton pertunjukan topeng dalang,”.
Menurut Darus, ketika masyarakat punya niatan atau hajatan perkawinan, rokatan, atau bentuk bentuk pergelaran pertunjukan dengan menanggap topeng dalang akan dapat banyak keuntungan, selain relatif murah dibanding pertunjukan seni modern lainnya, pertunjukan topeng dalang para penontonnya jauh lebih tertib dan aman.
“Jadi tidak ada tawuran di pertunjukan ini, meski di gelar di tempat lapang yang luas dan pertunjukan dilaksanakan semalam suntuk. Sebut saja yang punya hajat ketika proses pertunjukan berlangsung, dijamin barang atau perangkat yang ada pasti aman, meski sang punya hajat tidak menjaganya,”
Selain itu, tambahnya, keuntungan lain yang didapat, selain sebagai media hiburan rakyat, pada awal pertunjukan tentu dilaksanakan rokatan atau ruwatan yang intinya memohon kepada Yang Maha Kuasa diselamatkan dari mara bahaya dan langgeng dalam melaksanakan kehidupan perkawinan dan lainnya.
“Sekarang ini untuk pesan nanggap topeng dalang, minimal dua bulan sebelumnya, karena jadwal mereka cukup padat. Dan tanggapan mereka bukan hanya di wilayah Sumenep, tapi juga daerah lain di Madura, maupun di luar Madura.” Ungkap Darus.
Darus menegaskan, topeng dalang bukan hanya dijadikan sebagai media hiburan kesenian rakyat, tapi lebih dari itu topeng sebagai media pembelajaran, pendidikan moral maupun spiritual, karena pesan-pesan disampaikan oleh dalang sarat dengan persoalan kehidupan manusia dan lingkungannya.
Penulis: Syaf Anton Wr/Lontar Madura
Tonton videonya
Sangat membantu