Mengenal Museum Mandilaras Pamekasan

museum-mandilaras
Salah satu koleksi museum

Koleksi filologika yang berada di Museum Mandilaras berupa naskah kuno maupun al-Qur’an tua. Kitab Layang Sejarah Nabi-nabi yang ditulis di atas daun lontar ini merupakan salah satu koleksi naskah kuno yang ada di Madura. Kitab layang ini pernah digunakan oleh Ki Aryo Menak Senoyo dalam melakukan syiar agama Islam di Parupuh (Proppo), sebuah kecamatan tertua yang berada di Pamekasan, di mana pada saat itu penduduknya masih menganut agama Buddha.

Koleksi alat transportasi yang dipajang di museum ini berupa kereta kuda atau andong yang pernah dikendarai oleh KH Fauzi dari Batuampar. Andong ini memiliki keunikan tersendiri bila dibandingkan dengan andong pada umumnya, yaitu kusir yang akan mengendalikan kudanya justru berada di belakang andong tersebut. Biasanya kusir yang mendampingi KH Fauzi dalam berdakwah, adalah santri utama yang menjadi kepercayaannya.

Diorama yang ada di Museum Mandilaras terdiri atas 3 bagian. Bagian pertama, menggambarkan suasana penobatan Raden Aryo Seno atau Ronggosukowati. Raden Aryo Seno dinobatkan menjadi Raja Pamekasan pada 3 November 1530, sebagai pengganti ayahandanya Panembahan Bonorogo. Raden Aryo Seno kemudian bergelar Ronggosukowati.

Bagian kedua, menceritakan Karapan Sapi, sebuah adu ketangkasan balapan sapi khas Madura, dan bagian ketiga, mengisahkan pembuatan garam (padharan). Kala itu, Bupati Pamekasan, Raden Abdul Jabbar yang memerintah dari tahun 1922 hingga 1933 telah menggunakan lori untuk mengangkut garam dari ladang garam ke gudang.

Selain itu, Museum Mandilaras memiliki koleksi batik terpanjang di dunia. Batik in terbuat dari kain mori dengan panjang 1530 meter yang bercorak dominan dengan warna merah. Batik ini merupakan hasil karya pengrajin batik se-Kabupaten Pamekasan yang telah mencapai rekor MURI pada tahun 2009.

Perintisan Museum Umum di Kabupaten Pamekasan ini merupakan terobosan yang konstruktif bagi pengembangan pariwisata yang ada di Pulau Madura. Meski bangunan museum ini masih berstatus pinjam dari Taman Siswa akan tetapi gebrakannya sudah menunjukkan eksistensi Kota Pamekasan sebagai salah satu kota tua di Pulau Madura yang masih menawan. (*)

[junkie-tabs] [junkie-tab title=”Disayangkan Museum Mandilaras Tak Terawat”] Museum Mandilaras Pamekasan meniliki nilai kesejaran bagi berdirinya Kabupaten Pamekasan. Namun disayangkan museum ini tampak tidak terurus, dan cenderung kumuh dan kusam. Pemerintah setempat tampaknya kurang peduli terhadap museum ini. baca; [/junkie-tab] [/junkie-tabs]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.