Monumen Arek Lancor, Mengabadikan Perjuangan Rakyat Pamekasan.

Arek dan lancor merupakan dua benda tajam mempunyai fungsi yang beda. Arek (arè) bukan clurit, lancor bukan arek. Arek dalam persepsi masyarakat Madura dimaknai sebagai alat untuk menyabit rumput rumput dan keperluan lainnya untuk menyambung kehidupan. Ukuran arek lebih kecil dari clurit, meski bentuk dan pengertiannya kadang disamakan. Sedang lancor, fungsinya sama dengan clurit, bedanya pada bentuk lengkung, namun fungsinya melawan dan mempertahkan serang musuh.

(Barangkali) dari konsep itulah, Monomen Arek Lancor diabadikan, yaitu untuk menjelaskan bahwa pada jenjang kehidupan masa lalu, telah terbangun lintasan sejarah panjang dan berbagai rintangan dan pergolakan perlawanan terhadap musuh. Monomen Arek Lancor merupakan tugu yang patut dijadikan kehidupan masa kini dan masa yang akan datang.

 Monumen Arek Lancor, berdiri menjulang di tengah taman kota Pamekasan, dengan pelataran luas dan kerap dijadikan tempat bersantai, anak bermain, serta juga sebagai tempat pergelaran peristiwa kebudayaan. Simbolitas arek dan lancor pada monumen ini, didesain demikian anggun yaitu bangun perpaduan arek lancor yang memiliki ragam penafsiran bila diperhatikan secara utuh. Meski monumen ini digambarkan ekspresi benda, namun secara implisit bisa dikias membentuk huruf atau lafadh Allah.

Hal ini mempunyai alasan tertentu, selain ditonjolkan karakter masyarakat Madura, juga indentitas dan solidaritas keagamaan juga mempunyai nilai tersendiri, sebab disekitar lokasi monomen tersebut terdapat Masjid dan Gereja.(Syaf Anton Wr)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.