Patriaki Perempuan Madura, Tradisi dan Gender

perempuan_madura_1
Penggambaran perempuan Madura dalam skat lingkungan keraton

Tampilan perempuan Madura dalam sebuah acara budaya

Oleh karena itu, dalam pandangan kaum WID antara laki-laki dan perempuan mempunyai derajat dan kedudukan yang sama sebagai mitra sejajar; b) Women in development menitikberatkan pada pengadaan program yang dapat mengurangi atau menghapuskan diskriminasi yang dialami oleh perempuan di sektor produksi. Pendekatan women in development lebih mengarahkan pada upaya-upaya terhadap peranan perempuan, agar lebih dapat terintegrasikan dalam pembangunan, artinya melibatkan perempuan dalam proses pembangunan. Secara konkret, ada sebuah penekanan pada cara atau strategi yang perlu ditempuh untuk membela kaum perempuan agar mendapat kesempatan untuk berpartisipasi, sehingga memperoleh kedudukan yang sama dengan laki-laki dalam mendapatkan kesempatan pendidikan, pekerjaan, dan beberapa aspek kehidupan bermasyarakat yang lain (Riniwati, Fitriawati, and Susilo 2015).

Karakteristik dari pendekatan WID adalah; (a) Adanya divisi khusus perempuan dalam struktur lembaga pemerintahan; (b) Menyatukan perempuan dan laki-laki dalam program pembangunan termasuk dalam proses rekruitmen tenaga kerja; (c) Meningkatkan sebanyak mungkin jumlah perempuan dalam bidang-bidang yang dikuasai oleh laki-laki (Riniwati et al. 2015).

Membangun Perempuan Madura

Pembangunan yang berimbang dan ideal adalah tidak memberikan perbedaan status dan memberikan kesempatan yang sama bagi laki-laki dan perempuan. Pendekatan women in development menitik beratkan bahwa perempuan adalah target pembangunan yang utama dengan asumsi adanya marginalisasi peran perempuan dalam pembangunan dan minimnya peran perempuan diberbagai bidang terutama bidang produksi.

Marginalisasi yang dialami perempuan Madura bukanlah marginalisasi peran produksi dan ekonomi seperti yang dialami perempuan di Amerika pada tahun 70-an. Marginalisasi perempuan Madura lebih kearah pembatasan terhadap peran-peran potensial baik ekonomi, sosial dan politik bagi perempuan akibat dari kuatnya tanaman nilai-nilai kultural yang mendukung pemahaman, kekuasaan serta implementasi patriarki terhadap perempuan.

Berpijak pada pendekatan women in development, pembangunan atau pengembangan bagi perempuan Madura dapat dilakukan dengan dua prinsip utama WID yaitu egalitarian dan menghapus diskriminasi. Nilai -nilai patriarki yang menjadi salah satu penghambat pembangunan perempuan Madura tidak bisa dihapus dan ditiadakan, mengingat nilai tersebut merupakan budaya lokal yang dipengaruhi oleh tradisi dan juga pemahaman terhadap religi.

Perempuan Madura berdomisili di Pulau Madura yang aktif berprofesi sebagai pedagang, tenaga medis dan guru menunjukkan bahwa perempuan Madura sudah mulai berperan dan aktif di area publik. Pemerintah dan stakeholder yang berkepentingan dengan pembangunan dan permberdayaan perempuan Madura dapat bekerjasama dengan cara memberikan pendidikan gender di lingkungan masyarakat secara langsung. Misalnya dengan membentuk kelompok-kelompok yang memberikan pelatihan berupa keterampilan kerja, forum -forum yang membagikan informasi terkait pemberdayaan diri perempuan. Selain itu, stakeholder juga bisa membuat studi pembanding dengan melakukan karya wiyata atau mendatangkan langsung kelompok perempuan di luar Madura yang dinilai sukses melakukan pembangunan dan pemberdayaan perempuan seperti di Kecamatan Wringin Anom, Kabupaten Gresik atau kelompok perempuan petani Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.