Proses Akulturasi Budaya Madura, Cina dan Belanda,

Proses akulturasi budaya Madura, Cina dan Belanda

Proses akulturasi budaya serta pengaruhnya terhadap wujud arsitektur–interior bangunan kraton Sumenep dijelaskan sebagai berikut:

1. Bentuk Asli Arsitektur Madura

Seperti telah diuraikan pada pembahasan terdahulu, bahwa sejarah Madura dimulai pada masa Hindu/Islam di Jawa masuk ke Madura. Pengaruh Jawa tersebut sudah barang tentu menyebabkan bentuk-bentuk arsitektur-interior di Madura banyak diwarnai bentuk arsitektur-interior Jawa. Bentuk arsitektur rumah Jawa tersebut sampai sekarang masih dapat ditemu-kan pada sebagian rumah penduduk daerah pinggiran. Bentuk arsitektur yang dipengaruhi oleh arsitektur Jawa tersebut antara lain berupa:

  1. Rumah tipe Trompesan yaitu rumah yang atapnya mirip dengan rumah Jawa tipe Srotongan yang diberi cukit atau teritis di kedua sisinya. Tipe rumah tersebut banyak terdapat di daerah Situbondo dan Bondowoso.
  2. Rumah tipe Bangsal, yaitu rumah yang atapnya mirip dengan rumah Jawa tipe Joglo yang sisi kiri dan kanannya dipotong. Di daerah Pinggir Papas Kalianget terdapat gugus bangun tipe ini yang puncaknya dihiasi dengan bentuk kapal atau ular naga.
    Rumah tipe Trompesan
  3. Bentuk rumah tipe Pegun atau Potongan, yaitu rumah yang atapnya mirip dengan bentuk rumah Jawa tipe Limasan Pacul-gowang, sekarang masih banyak terdapat pada rumah tinggal di Jawa.
    Rumah tipe Pegun
  4. Bentuk rumah tipe Surabayan, yaitu bentuk rumah yang atapnya berbentuk Limasan atau Kampung dan selalu memiliki teras depan yang terbuka. Diduga bentuk rumah ini dipengaruhi oleh bentuk rumah yang ada di daerah Surabaya, yang secara geografis berdekatan dengan Madura.

2. Pengaruh Arsitektur Cina

Orang Cina di Sumenep selain berusaha pada bidang perdagangan juga banyak yang tekun pada bidang pertukangan, maka pengaruh kebudayaan Cina terlihat jelas pada seni ba-ngunan di Sumenep. Bentuk hiasan penutup atap dan pengukiran atap dengan top gevel (gunung-gunung), keramik, porselin dari Cina, ukir-ukiran bentuk Naga dan Burung Phoenix atau Merak dan sebagainya merupakan pengaruh kebudayaan Cina. Pintu gerbang Masjid Agung Sumenep mengingatkan pada Tembok Raksasa di Cina yang terbuat dari tembok dengan bentuk memanjang, mengesankan kekokohan dan ke-agungan. Interior ruang masjid jamik, seperti mimbar, mihrab dan maksurah pada dindingnya dilapisi dengan keramik porselen dari Cina. Model interior seperti ini memperlihatkan nuan-sa pengaruh Cina yang sangat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.