Rekontruksi Citra Tradisi Masyarakat Sumenep

3.  Tandhe’ merupakan salah satu tarian tradisi Sumenep yang lahir pertama kali di desa Dasuk. Tandhe’ sering ditampilkan ketika ada acara pernikahan, syukuran panen desa, atau menyambut kedatangan tamu penting/pejabat tinggi ke desa tersebut. Biasanya penari akan mencangklongkan selendangnya ke leher salah satu/beberapa penonton/tamu dan mengajak untuk ikut menari. Ajakan merasa terhormat, maka penonton image negatif penyaweran karena terkadang uang tersebut tidak diberikan di tangan penari atau orang yang memang bertugas menerima saweran dengan diletakkan di penjung/seledang. Tetapi saweran sengaja diselipkan di belahan bagian rawan  data penari. Penyaweran yang peyoratifg ini menodai citra diri – kesopanan/kehormatan (andhap asor) penari maupun si penyawer, terutama esensi sebagai orang beragama Islam (belum tentu beriman), terlebih lebih penodaan pada adat ketimuran.

4.  Akad nikah dan resepsi pernikahan merupakan acara sakral, maka rangkaian acaranya harus diikuti dengan penuh hikmat oleh pengantin, keluarga pengantin, dan para undangan. Kadangkala kehikmatan resepsi tersebut terganggu oleh riuh anak anak kecil yang berlarian di gedung bahkan bermain di pelataran pelaminan pengantin. Pemandangan cukup mengusik dengan balon balon yang sengaja dibeli undangan wanita yang membawa putra putri kecilnya.

Mungkin bagi kita hal tersebut dianggap wajar, tetapi penilaian negatif undangan dari luar kab. Sumenep, terutama dari Jawa menganggap acara ini berkurang kesakralannya,b ahkan terkesan seperti taman bermain /taman hiburan. Belum lagi jika seorang undangan membawa lebih 1 anak, akibatnya undangan yang datang agak belakangan kesulitan tempat duduk, ironisnya ada yang meletakkan kue/tas di kursi kosong. Mereka kadang tidak punya rasa simpati pada orang yang mondar mandir cari tempat duduk. Mun cullah komentar pedas di masyarakat : se-e onjang reng towana, tape anakna esambi kabbi, senga ban koceng kocengnga sambi keya. Barem pa ra pabeeri’na ?  atau  korse reya katoju’enna manussa benni katoju’anna jajan otaba tas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.