Jalannya Tradisi Rokat
Persiapan untuk pelaksanaan upacara Rokat dimulai dengan pembuatan miniatur perahu sebagai pusat laksana tradisi ini. Miniatur ini dibuat semenarik mungkin, hingga perhatian penonton tertuju pada benda ini. Di dalam miniatur perahu disajikan berbagai makanan, masakan baik dari nabati maupun hewani.
Seperti yang dituturkn oleh H. Adi Munif (guru Seni Budaya di SMPN 1 Masalembu, pemerhati budaya dan adat istiadat) bahwa di dalam miniatur perahu tersebut disajikan seekor ayam panggang, jajanan pasar, dan masakan lainnya. Hal ini dimaksudkan sebagai persembahan kepada Raja Ikan, Rajamena, yang dianggap sebagai rajanya ikan. Setidaknya, sajian tersebut dimakan oleh ikan di laut ketika miniatur perahu dilarung dan diarak oleh seluruh pemilik perahu yang ada di Masalembu.
Jika miniatur perahu sudah siap, selanjutnya melarung sesajen ke tengah laut. Perbuatan ini sebagai simbol rasa hormat dan terima kasih kepada penunggu laut atas segala kehidupan (khususnya ikan) yang telah diberikan kepada masyarakat Masalembu. Tidak ada niatan untuk menyembah apalagi sebagai bentuk perbuatan musyrik dari kegiatan ini, semata-mata hanya sebagai simbol tradisi yang harus dilestarikan. Maka tidak heran, jika di dalam rangkaian kegiatan ini juga diselingi dengan pembacaan tahlil, tahmid, dan istighfar serta bacaan-bacaan dari ayat-ayat Alquran.
Di samping sebagai budaya, adat istiadat, Rokat ini juga dimaksudkan sebagai arena hiburan bagi rakyat. Maka untuk tujuan ini, pihak panitia telah menyiapkan artis lokal maupun nonlokal untuk membuat tontonan yang lebih menarik. Musik dangdut pun menjadi hiburan dan hiasan tersendiri bagi masyarakat Masalembu. Untuk hiburan ini sebenarnya tidak ada hubungannya dengan rokat. Tetapi, seiring perkembangan zaman, pelaksanaan upacara ini mengikuti tren yang terjadi di masyarakat.
Pada saat melarung sesajen di dalam miniatur perahu, diikuti dengan zikir atau kalimat-kalimat tauhid oleh seseorang yang dituakan dan dipercaya yang dikenal dengan nama “asandurennang. ” Sebagai ungkapan terima kasih, rasa bahagia, dan harapan-harapan kesejahteraan di masa-masa yang akan datang. “Asandurennang” dibacakan oleh sesepuh atau dituakan oleh masyarakat Masalembu, atau seseorang yang dipercaya untuk membawakan bacaan dari bagian acara rokat ini.
***
Tulisan bersambung:
Kunjungi juga Peta Jawa Tengah Gambarseni
Postingnya perlu dilengkapi dengan aneka gambar seni Jawa Tengah