Sang Juru Tombak Pengawal Merah Putih
dari Kangean ke Pulau Sapeken

Maka dilakukanlah sebuah diskusi dan disepakati bahwa yang akan diterjunkan pertama ke Sapeken adalah Aboel Hasan, seorang pemuda yang berprofesi sebagai guru. Hasil kesrpakatan tersebut dengan pertimbangan bahwa dia bukan tentara —- melainkan seorang guru. Dengan begitu dia dapat membuat alasan logis bahwa kedatangannya ke pulau Sapeken semata – mata hanyak untuk menjalankan tugas mengajar. Jika suasana tidak mendukung, di Sapeken ada paman Aboel Hasan yaitu Encik Mohammad Saleh yang menjabat sebagai Sekretaris Desa yang diharapkan bisa melindungi. Maka berangkatlah Aboel Hasan dengan naik sampan ke Sapeken. Dia diantar oleh seorang warga setempat. Di tengah laut mereka berpapasan dengan sebuah sampan kecil yang lagi memancing. Orang itu mencegah agar perjalanan tidak teruskan ke pulau Sapeken. Namun tekat dan semangat Aboel Hasan tidaklah goyah menghadapi resiko bahkan bahaya maut sekali pun demi membawa misi perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan serta demi berkibarnya merah putih di bumi pertiwi.

Setibanya di Sapeken Aboel Hasan dihadang oleh gelombang massa. Aboel Hasan sedikit pun tidak merasa gentar menghadapi. Ia turun dari sampan memijak pantai dengan kedua kaki yang tak goyah. Rupanya analisa rombongan yang menerjunkan Aboel Hasan sangat tepat dan berjalan sesuai rencana. Pada ketika orang – orang yang berjaga hendak menangkapnya, tapillah ke depan barisan seorang bernama Encik Mohammad Saleh yang tak lain adalah pamannya. Dengan lantang Encik Mohammad Saleh berteriak agar jangan sampai menyakiti pemuda yang datang. Kepada orang – orang di situ dia memberi penjelasan bahwa yang datang itu adalah keponakannya, seorang guru yang akan mengajar di Sapeken mengganti kedudukan guru Prawiro yang ditawan di Bali karena berani melawan Belanda.

Dengan demikian selamatlah Aboel Hasan dari malapetaka yang mengancamnya. Dia menjadi orang yang sangat dilindungi. Sehingga dengan mudah pula Aboel Hasan menyusun strategi dengan mengumpulkan orang – orang untuk menggalang kekuatan, memberikan pencerahan dan membangkitkan semangat pembelaan terhadap kedaulatan negara. Dia pun melaksanakan tugas mengajar, mendidik dan mencerdaskan anak – anak bangsa agar tidak bodoh di kemudian hari. Dialah sang juru tombak yang mengawal perjuangan demi berkibarnya merah putih di pulau Sapeken.

Kurang lebih selama 6 bulan lamanya pulau Sapeken mengalami miss komunikasi dengan Wedono di Kangean. Keadaan itu berakhir hingga Desember 1947, setelah pertempuran melawan Belanda selama 3 1/2 bulan, dengan persenjataan yang tidak seimbang —– Madura juga menjadi daerah pendudukan Belanda.

—————
* Sumber Pustaka: Djojoprajitno Sahwanoedin, 2005. Kangean dari zaman Wilwatikta Sampai Republik Indonesia (1350 – 1950). Pamekasan: KNM

** Konsultasi Penulis dengan narasumber Bpk. Badroel Putroatmojo (Alm). Beliau adalah guru sepuh dan pelaku sejarah serta pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di Sapeken pada era pemerintahan Orba.

Sumber: Aku FB

Responses (3)

  1. Wa alaikum salam saya jawab
    Nomor kontak Penulis atasnama Hasani Hamzah 081249572614

  2. Assalamu’alaikum. Mohon maaf, kami mohon info lebih lanjut. Untuk itu, kami membutuhkan nomer rang bisa dihubungi. Terima kasih.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.