Dalam perkembangannya yaitu sekitra tahun 1990-an Seniman tari Sumenep pernah menggarap tari Gambhuh dengan menggunakan senjata keris serta diinterpretasikan sebagai tarian penyambutan tamu di keraton Sumenep. Namun pada priode selanjutnya yaitu sekitar dekade tahun 2000-an penggarapan tari Gambhuh mulai berkembang dalam bentuk yang lain yaitu dengan nama Gambhuh Pamungkas yang lebih mengacu pada upaya mencari model penyajian yang lain dari sebelumnya.
Data tentang Tari Gambhuh Pamungkas masih berupa arsip pribadi seniman dan pemerintah daerah setempat, belum tersebar di lingkungan luar seniman maupun di lembaga Pendidikan, dan belum tersedia dalam bentuk buku ajar menunjang pembelajaran tersebut sangat dibutuhkan adanya”
Catatan Sejarah Tari Gambhuh Pamungkas
Pada awalnya tari Gambhuhlebih dikenal dengan Tari keris, dalam catatan Serat Pararaton tari Gambhuhdisebut dengan Tari Silat Sudukan Dhuwung, yang diciptakan oleh Arya Wiraraja dan diajarkan pada para pengikut Raden Wijaya kala mengungsi di keraton Sumenep. Tarian tersebut pernah ditampilkan di keraton Daha oleh para pengikut Raden Wijaya pada perayaan Wuku Galungan yang dilaksanakan oleh Raja Jayakatong dalam suatu acara pasasraman di Manguntur Keraton Daha yang selalu dilaksanakan setiap akhir tahun pada Wuku Galungan. Para pengikut Raden Wijaya antara lain Lembusora, Ranggalawe dan Nambi diadu dengan para Senopati Daha yakni Kebo Mundarang, Mahesa Rubuh dan Pangelet, dan kemenangan berada pada pengikut Rade Wijaya.
Tari Keris ciptaan Arya Wiraraja ini lama sekali tidak diatraksikan. Pada masa kerajaan Mataram Islam di Jawa yakni pada pemerintahan Raden Mas Rangsang Panembahan AGUNG Prabu Pandita Cakrakusuma Senapati ing Alaga Khalifatullah (Sultan Mataram 1613-1645), seorang Raja yang sangat peduli dengan seni dan budaya. Maka kala itu Sumenep diperintah oleh seorang Adipati kerabat Sultan Agung yang bernama Pangeran Anggadipa tarian tersebut dihidupkan kembali sekitar tahun 1630, diberi nama “Kambuh” dalam bahasa Jawa berarti “terulang kembali” dan sampai detik ini terus diberi nama Kambuh dan lama kelamaan berubah istilah menjadi tari Gambhuh(syaf/LM/dari beberapa sumber)
*****
Lihat videonya: