Upacara Nadar dalam Upacara Pembuatan Garam di Sumenep (3)

Upacara nadar pertama dan kedua dilaksanakan di makam Syekh Angga Suto.

Dalam upacara tersebut para pemuka adat utama sekitar 40 orang yang mengenakan  pakaian  adat  berupa  jubah  hitam. Mereka  melakukan  upacara tabur bunga di makam leluhurnya di antaranya Syekh Angga Suto. Jubah hi- tam ini menyimbolkan keheningan atau kesedihan. Upacara tabur bunga di- lanjutkan dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh pemuka adat pertama dengan memakai jubah putih. Jubah putih ini menyimbolkan kesucian.

Dalam upacara nadar ketiga, pembaca doa mengenakan pakaian khusus yang disebut racuk sewu. Wujudnya berlengan pendek dan divariasi dengan tembelan beberapa warna merah, coklat, dan bintik-bintik merah, hitam, dan krem. Pakaian ini menunjukkan bahwa orang Madura senang dengan warna- warna.  Warna-warna  tersebut  mempunyai  simbol  tersendiri. Warna  merah sebagai simbol matahari yang menunjukkan adanya kehidupan.

Warna cok- lat sebagai  simbol  tanah  yang  kita  pijak.  Warna  hitam sebagai  simbol musim penghujan. Secara logika warna hitam merupakan warna yang gelap sesuai  dengan  saat  cuaca  mendung.  Warna  krem sebagai  simbol  musim kemarau.  Secara  logika  warna  krem  merupakan  warna  yang  terang,  dalam hal ini sama dengan keadaan alam pada saat musim kemarau. Bintik-bintik merah sebagai simbol musim pancaroba yaitu pergantian musim hujan dan kemarau. Secara logika warna bintik-bintik merah yang didasari warna hitam menunjukkan  bahwa  warna  matahari  merah  dan  warna  langit  mendung  hi- tam.

Fungsi Spiritual

Rangkaian kegiatan upacara nadar ini merupakan luapan emosi manusia untuk  mencari keselamatan  dan  ungkapan  syukur  kepada  Tuhan.  Aktivitas ini bersifat religi. Semua aktivitas manusia yang bersangkutan dengan religi berdasarkan atas suatu getaran jiwa yang biasanya disebut emosi keagamaan (religious  emotion).  Emosi  keagamaan  ini  biasanya  pernah dialami  oleh setiap manusia. Emosi keagamaan itulah yang mendorong orang melakukan tindakan-tindakan yang bersifat religi. Sistem religi dalam suatu kebudayaan selalu  mempunyai ciri-ciri  untuk  sedapat  mungkin  memelihara  emosi  kea- gamaan itu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.