Dalam mencukupi kebutuhan hidupnya, masyarakat desa Papas, Sumenep, Madura bekerja sebagai petani garam. Mereka melaksanakan berbagai pengetahuan tradisionalnya dalam mengungkapkan syukur atas panen garam maupun menolak bahaya untuk menyelamatkan diri. Upaya tersebut diwu- judkan melalui upacara nadar. Ritus atau upacara ini, dalam satu sisi meru- pakan upaya manusia untuk mencari keselamatan atau kepercayaan diri, dan di sisi lain dapat berfungsi menjaga kelestarian kosmos. Manusia dianggap sebagai replika dari makrokosmos. Oleh sebab itu, ia harus menjaga ke- hidupan, keseimbangan, dan keselarasan dengan mengadakan ritus atau upacara nadar.
Makrokosmos terdiri dari komponen yang berifat materi (alam kasad mata) dan nonmateri (alam ora kasad mata). Komponen bersifat materi ter- diri dari lingkungan sosial dan lingkungan fisik (tanah, gunung, laut, sungai). Komponen nonmateri terdiri dari alam kelanggengan (lingkungan gaib posi- tif), yaitu Tuhan, roh-roh halus yang baik, dan alam lelembut (lingkungan gaib negatif). Manusia berada di tengah dan harus menjaga dua komponen tersebut (Moertjipto, 1987:56). Salah satu cara manusia untuk menjaga hubungan antara manusia dengan komponen makrokosmos adalah melaku- kan selamatan. Keempat alam yang termasuk komponen makro-kosmos tam- pak seperti bagan berikut.
Konsep keseimbangan inilah yang menjadi dasar perilaku manusia dalam melaksanakan upacara ritual atau selamatan. Secara vertikal, masyarakat desa Papas, Sumenep melakukan upacara nadar untuk mengung- kapkan rasa syukur kepada Tuhan dan memohon keselamatan. Hal ini juga untuk menjaga hubungan keselamatan dengan roh-roh halus yang berada di lingkungan positif, dan menghindarkan diri dari bahaya yang berasal dari roh-roh jahat yang berada di lingkungan negatif.
Secara spiritual, upacara nadar berfungsi sebagai media penghubung antara manusia dengan kekuatan lain (supra natural) yang ada di luar diri manusia. Upacara merupakan jembatan antara dunia fana dengan dunia kekal. Upacara nadar merupakan medium yang menghubungkan diri manu- sia dengan supra natural agar keselamatan tercapai. Keadaan selamat bagi manusia memiliki nilai penting karena dapat memberi ketentraman dan ke- bahagiaan dalam hidupnya. Oleh sebab itu, untuk memperoleh selamat manusia harus berorientasi kepada Tuhan dan bersikap hormat serta tidak melupakan leluhurnya, dalam arti ia selalu bersikap dan berbuat baik sesuai dengan aturan-aturan Tuhan. Tindakan upacara nadar merupakan salah satu usaha manusia dalam mencari keselamatan dan ketenteraman.