Nadar Dalam Upacara Pembuatan Garam Di Sumenep (1)

Menurut  Smith  (dalam  Koentjaraningrat,  1981:67-68),  upacara  religi atau  upacara  agama  mempunyai  fungsi  sosial  untuk  mengintensifkan  solidaritas masyarakat. Fungsi upacara tradisional dapat dilihat pada kehi-dupan sosial  masyarakat  pendukungnya,  yaitu  adanya  pengendalian  sosial  (social control),  media  sosial  (social  media),  norma  sosial  (social  standard),  dan pengelompokan   sosial   (social   alignment)   (Santoso   dalam   Moertjipto, 1987:52).

Metode Penelitian

Upacara  nadar  berkaitan  dengan  motif-motif  ekonomi.  Untuk  menemukan  dan  memahami  fungsi  dan  nilai  simbolik  upacara  nadar,  berdasar konsep-konsep  pengetahuan,  keyakinan,  dan  pola  tindakan  petani  garam digunakan cara pandang emik, yaitu menurut kebudayaan masyarakat yang bersangkutan (Pelto & Pelto dalam Thohir, 1995:115). Pandangan emik itu mendasari  cara  pengumpulan  data:  pengamatan  (observasi),  wawancara mendalam kepada para informan, dan kuesioner (100 responden). Data yang terkumpul  dianalisis  secara  kualitatif.  Analisis  ini  lebih  menekankan  pada usaha  mencapai  pengertian  dari  gejala-gejala  sosio-budaya  dengan  menggunakan data yang telah dikumpulkan melalui pengamatan, wawan-cara, dan kasus  (Koentjaraningrat,  dkk,  1981).  Analisis  data  kualitatif  dicirikan  oleh reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (Miles & Hubermen, 2002:27).   Untuk   mencari   makna   dari   simbol-simbol   yang   ada   dalam upacara,  dilakukan  juga  analisis  semiotik.  Menurut  Van  Zoest  (1993:128), penelitian semiotika budaya mengarah pada praanggapan ideologis yang tersuling  melalui  penggunaan  tanda.  Objek  penelitiannya  adalah  penggunaan tanda dan mengapa penggunaan tanda khusus itu digunakan.

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan substantivis, yang penekanannya pada studi etnografi. Hal ini berarti bahwa aktivitas ekonomi dipelajari sebagai satu bagian dari keseluruhan unsur kebudayaan yang ada. Sebab,  dalam  konsepsi  masyarakat  nonindustri,  sistem  ekonomi  larut  dalam unsur  organisasi  sosial,  sebagian  ke  dalam  sistem  kekerabatan,  religi,  dan ilmu  gaib.  Pendekatan  lain  yang  digunakan  adalah  pendekatan  fungsional, yaitu mencari fungsi-fungsi yang terkandung dalam budaya.

*) Dwi Sulistyorini adalah dosen Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

____

bersambung:

  1. Upacara Nadar Dalam Upacara Pembuatan Garam Di Sumenep (1)
  2. Upacara Nadar Dalam Upacara Pembuatan Garam Di Sumenep (2)
  3. Upacara Nadar Dalam Upacara Pembuatan Garam Di Sumenep (3)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.